Asal Mula Busana Rajut
Negara Mesir tidak hanya terkenal sebagai kota tertua di dunia, namun dikenal juga sebagai pusat peradaban dunia di mana busana atau pakaiannya dibuat menggunakan teknik rajut. Semakin lama, tradisi merajut berkembang ke seluruh dunia dan menjadi suatu pekerjaan sampingan bagi kaum perempuan saat itu.
Sebelum abad ke-19, saat itu merajut masih menggunakan teknik yang sederhana, yaitu benang wol dibantu dengan dua stik hakken yang dilakukan dengan tangan. Dan, jadilah pakaian-pakaian hangat, topi, vest, dan baju-baju bayi.
Dunia semakin berkembang, muncul sebuah penemuan mesin rajut beserta industrinya di abad ke-19. Bahan-bahan dari rajutan ini menjadi terkenal di Eropa. Kemudian, mulailah para desainer melirik jenis bahan rajutan untuk busana olahraga pada musim dingin.
Dunia semakin berkembang, muncul sebuah penemuan mesin rajut beserta industrinya di abad ke-19. Bahan-bahan dari rajutan ini menjadi terkenal di Eropa. Kemudian, mulailah para desainer melirik jenis bahan rajutan untuk busana olahraga pada musim dingin.
Semakin terkenal lah bahan rajutan ke seluruh dunia, khususnya negara-negara yang memiliki musim dingin. Pada tahun 1920-1930 rajutan merupakan jenis bahan yang sangat booming, dari sweater, jaket, vest, kardigan, sampai baju untuk seragam para tentara Jerman pada saat Perang Dunia II.
Memasuki tahun 1950, pakaian dari bahan rajut mulai banyak perubahan, terutama pada motif, desain, dan tekstur. Pada penggunaan benang wol saja ada beberapa jenis benang yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kain rajut, seperti benang katun, polyester, dan serat sutera, yang dipintal menjadi benang. Pilihan ini membuat hasilnya menjadi sangat ringan.
Pakaian yang menggunakan bahan rajut
Memasuki tahun 1950, pakaian dari bahan rajut mulai banyak perubahan, terutama pada motif, desain, dan tekstur. Pada penggunaan benang wol saja ada beberapa jenis benang yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kain rajut, seperti benang katun, polyester, dan serat sutera, yang dipintal menjadi benang. Pilihan ini membuat hasilnya menjadi sangat ringan.
Pakaian yang menggunakan bahan rajut
Kardigan
Awalnya sebuah jaket rajut dengan lengan panjang tanpa kerah dan kancing di bagian depan. Nama kardigan sendiri diberikan oleh Jam Thomas Brudnell (1797-1868) yang saat itu adalah pemimpin perang dari Inggris. Pada tahun 1920-1930 desainer Chanel ikut mempopulerkan kardigan sebagai atasan yang dipadu dengan rok celana panjang atau short, dan menjadi icon Chanel sampai saat ini.
Capuchon
Sejenis jaket dari bahan rajut yang dilengkapi topi atau kupluk pada bagian lingkar kerahnya.
Vest
Blus tanpa lengan dengan model V rendah, ini biasanya dipakai untuk dalaman jas. Vest mulai polpuler pada tahun 1920.
Sweater
Pada awalnya dikenal sebagai pakaian tenis dan golf di negara-negara musim dingin. Sweater lebih cepat menyerap keringat karena jenis rajutan dari benang katun. Di tahun 1930-1950 sweater mulai berkembang, tidak hanya sebagai pakaian hangat saja, tetapi juga sebagai pakaian pelengkap nan cantik.
Pullovers
Baju hangat lengan panjang tanpa kerah tetapi biasanya ditambah aksen bulu-bulu pada lingkar kerahnya.Pullover ini awalnya dipakai sebagai seragam untuk para tentara pada saat Perang Dunia I. Kemudian, pada tahun 1920, pola pakaian ini mulai berubah pada lingkar lehernya, mulai dari round neck, dan V-neck.
sumber: female.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar